Berbeda dengan layaknya ajang pertandingan olahraga pada umumnya, 1st SEA Deaf Games (ADG) yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, mulai 21 – 27 November 2022 yang baru usai kemarin malam, berlangsung tanpa gegap gempita sorotan media maupun penonton. Media massa arus utama maupun media-media online tak banyak yang memberitakannya. Kontingen Indonesia dilepas oleh Sekretaris Kemenpora Bapak Gunawan Suswantoro bersama Deputy Pemberdayaan Olahraga yang juga Plt. Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga di Plaza Kemenpora, Senayan Jakarta.
Dengan slogan : In Our Different, We Are Together” bermaskot seekor harimau, 1st SEA Deaf Games dibuka secara resmi oleh Datuk Seri Mahadi bin Che Ngah, yang merupakan Datuk Bandar Kuala Lumpur. 1st SEA Deaf Games adalah ajang yang dikhususkan untuk atlet tuna rungu wicara SE WILAYAH NEGARA-NEGARA Asia Tenggara. Terdapat 4 cabang olahraga yang dipertandingkan yakni: bowling, bulu tangkis, futsal, dan atletik. Indonesia mengikuti semua cabang olahrga yang dipertandingkan kecuali bowling. 1st SEA Deaf Games 1st SEA Deaf Games diikuti 6 negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Philippina, Singapura, dan Brunei.
Untuk cabang olahraga yang diikuti oleh Tim Indonesia adalah atletik (2 orang), bulu tangkis (9 atlet) dan 1 Tim Futsal Putra & Putri. Para atlet ini didampingi 2 photographer, 2 fisioterapi, 5 pelatih, 9 offisial, dan Harpalis Alwi sebagai Ketua Tim, yang apabila dijumlah semuanya berjumlah 52 orang.
Di Indonesia, para atlet tuna rungu wicara bernaung dibawah Porturin (Persatuan Olahraga Tuna Rungu Indonesia) selain juga mereka menjadi anggota dari National Paralympic Comitee (NPC), dan Special Olympics Indonesia (SOIna).

International Youth Centre, Kuala Lumpur.