28 September pada setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kereta Api Nasional serta pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung baru-baru ini tentulah menambah semarak dari peringatan Hari Kereta Api Nasional 2023, namun pernahkah terbesit dibenak kita bagaimana awal mula dari munculnya Kereta di Indonesia.
Kereta Api di Indonesia bermula dari usulan para pejabat Kolonial mengingat keperluan mobilisasi logistik pabrik gula dan hasil bumi lainnya, meski menjadi pertentangan di parlemen Belanda karena mengingat keuangan Belanda menipis saat itu namun studi tentang kereta api di Jawa dan Sumatera tetap dilakukan.
Akhirnya proposal ini disetujui oleh parlemen Belanda. Pada 17 Juni 1864, jalur kereta api pertama di Indonesia dibangun di desa Kemijen, Semarang yang menghubungkan Semarang dengan Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) yang dibangun oleh Nederland Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) dengan menggunakan lebar rel 1435mm yang pada masanya menelan biaya 1,9 Juta Gulden atau dalam rupiah mencapai 218 Miliar.
Dalam perkembangannya jalur ini akan diperpanjang hingga Ambarawa untuk memenuhi mobilisasi pasukan tentara kolonial atas perintah Raja Willem I, dan jalur ini resmi melayani angkut barang dan penumpang pada 10 Agustus 1867.
8 Juni 1875 jalur kereta api kedua di Indonesia dibangun di Jawa Timur dengan nama jalur Staatsspoorwegen (Jalur Kereta Api Negara) yang menghubungkan wilayah Surabaya-Pasuruan-Malang yang dibangun oleh pemerintah Hindia-Belanda sendiri.