CAMPAK

Tim medis: Dani Susilowati, Anjanu Rania Pihayungan, Arum Nur Haliza
(Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners, Semester 3, STIKes Satria Bhakti Nganjuk )

Secara etimologi, tidak ada yang tahu persis mengapa penyakit semengerikan Campak disebut Campak. Mungkin, karena rasa sakit yang ditimbulkan akibat penyakit Campak semenyakitkan saat kita dicampakkan? Ehmmm…angkat bahu, who knows?

Campak (istilah medis: Morbili/Measles) adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus dari kelompok Paramyxovirus. World Health Organization dan Kemenkes RI mencatat bahwa penyakit ini telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan global dengan sekitar 107.500 kematian di tahun 2023, dengan 95% kasus terjadi di negara berpenghasilan rendah dengan sistem kesehatan yang masih terbatas. Namun, program vaksinasi global telah berhasil mencegah sekitar 60 juta kematian antara tahun 2000-2023.

Indonesia telah berkomitmen untuk mengeliminasi penyakit campak dan rubela pada tahun 2023. Meskipun Indonesia berhasil menurunkan kasus campak dan rubela secara signifikan selama periode 2013-2021, terjadi peningkatan kasus pada tahun 2022 akibat gangguan layanan imunisasi dan pengawasan selama pandemi COVID-19. Sejarah penanganan campak di Indonesia sendiri dimulai secara resmi pada tahun 1982 ketika program imunisasi campak dimasukkan ke dalam program imunisasi nasional, yang berhasil menurunkan angka kasus dari lebih dari 1 juta per tahun menjadi sekitar 3.000 kasus di tahun 2023.

Tanda dan Gejala    
Gejala campak biasanya muncul sekitar 10-14 hari setelah terinfeksi. Beberapa gejala yang umumnya muncul antara lain:
1. Demam: Suhu tubuh bisa mencapai 40°C.
2. Batuk Kering.
3. Mata Merah: Mata bisa menjadi sensitif terhadap cahaya.
4. Pilek.
5. Ruam: Mulai dari wajah dan telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
6. Bintik-bintik putih kecil di dalam mulut, khususnya di bagian dalam pipi.

SSC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *