Cerita Tentang Baduy

Perjalanan kemarin memaksa kami untuk melepaskan diri dari teknologi. Hp dan kamera harus dimatikan sebelum melewai perbatasan kampung Baduy Dalam dan Baduy Luar. Ketika kami tiba di sana, sesaat terasa begitu gelap gulita. Lama-lama mulai terbiasa hingga kami menyadari sedang malam purnama. Walaupun sedang berkabut dan tidak berbintang, malam itu menjadi malam yang patut direnungkan. Seberapa kita bergantung dengan teknologi? Seberapa kita jauh dengan alam kita?

“Berbagi waktu dengan alam, Kau akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya, Hakikat manusia..” (Gie)

Pada akhirnya, perjalanan ini juga menyadarkan kami bahwa berjalan jauh itu melelahkan, naik ke atas itu penuh perjuangan. Tidak mengapa jika kita istirahat sebentar, tidak mengapa bila kita tertinggal. Biarkan yang lain duluan, nanti akan ada giliran dan kesempatan. Barangkali mereka lebih membutuhkan.

Bisa menikmati hidup yang cukup itu tidak berlebihan.

SSC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *