Menuju Akhir SDGs, mampukah dunia menggapainya ?

Perubahan iklim apabila diteruskan akan menjadi apa yang sekarang kita rasakan. Jika musim kemarau, kemaraunya berkepanjangan. Jika musim penghujan, debit hujannya berlebihan. Petani gagal panen, karna cuaca yang tidak bisa diprekdisikan. Semua hal itu hanya sedikit contoh dari dampak perubahan iklim. Belum jika kita yang melakukan pembangunan perkotaan tanpa memikirkan dan memperhatikan aspek kesehatan ligkungan, tanpa lahan resapan yang baik, tidak diibangi penghijauan, dan lain sebagainya. Apakah seperti itu dirasa tidak menjadi penyebab dari banjir yang sampai sekarang selalu menjadi agenda tiap tahun  ?

Perlu kita ketahui, seluruh tatanan bumi dan aktifitas mahluk hidup itu terganggu dengan terjadinya perubahan iklim, termasuk mahluk  hidup yang tak dapat kita lihat oleh mata telanjang. Yaitu adanya perubahan-perubahan aktifitas oleh virus dan bakteri hingga terjadilah fenomena-fenomena besar yang menyebabkan lumpuhnya aktifitas dunia, tak lain yaitu Covid-19. Belum jika es kutub utara terus mencair, pada mikroba yang terjebak dalam kutub es itu banyak mengandung mikroba yang berbahaya, dimana jika sampai itu mencair dapat dipastikan akan muncul penyakit-penyakit baru layaknya Covid-19. Dilansir dari Livescience, terdapat 8 virus zombie yang dikhawatirkan bangkit lagi karena pemanasan global ini.  Apakah segi kesehatan dapat terselamatkan ?

Terlepas dari itu semua, kita harus mengerti bahwa untuk mencapai seluruh poin tujuan dari SDGs khususnya mengenai keehatan, pangan, dan lingkungan itu memerlukan kerjasama dari segala bidang sektor. Meskipun kini setengah jalan telah terlampaui, namun seluruh tujuan SDGs akan tetap dapat terlaksana jika semua pihak memiliki kesadaran. Benar-benar kolaborasi disini diperlukan, karena masalah tiak timbul karna satu penyebab, namun kompleks. Maka dari itu penanganannya pun harus menyeluruh. Segala lapisan masyarakat diperlukan, baik pemerintah, TNI/Polri, akademisi, nakes, swasta, dan sebagainya. Sehingga prinsip-prinsi serta tujuan dari SDGs dapat tercapai sesuai dengan tenggatnya, yaitu 2030.

Sumber Artikel :

https://images.nationalgeographic.org/image/upload/t_edhub_resource_key_image/v1638892148/EducationHub/photos/sustainable-development-goals.jpg

Bappenas. SDGs Knowledge Hub : Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Retrieved Bulan  Tanggal, tahun form https://sdgs.bappenas.go.id/

Pristiandaru.D.L. (2023). Pilar 3 SDGs: Pembangunan Lingkungan. Retrieved Februari 24, 2024, from https://lestari.kompas.com/read/2023g/05/30/090000786/pilar-3-sdgs–pembangunan-lingkungan?page=all#:~:text=Di%20dalam%20Pilar%20Pembangunan%20Lingkungan,ekosistem%20laut%2C%20dan%20ekosistem%20darat.

Satria. A.N. (2023). Kondisi Petani Makin Sulit di Tengah Ancaman Perubahan Ilkim dan Persoalan Ketahanan Pangan. Retrieved Februari 24, 2024,  from https://ugm.ac.id/id/berita/kondisi-petani-makin-sulit-di-tengah-ancaman-perubahan-iklim-dan-persoalan-ketahanan-pangan/

Sofia. (2022). Ketahanan Pangan Dan Pertanian Keberlanjutan Harus Jadi Perhatian Khusus Bagi Akademisi Dan Pemerintah Retrieved Februari 24, 2024,  from https://www.umy.ac.id/ketahanan-pangan-dan-pertanian-keberlanjutan-harus-jadi-perhatian-khusus-bagi-akademisi-dan-pemerintah

Pure. S. (2023). 8 Ancient ‘Zombie Viruses’ That Scientists Have Pulled From The Melting Permafrost. Retrieved June Februari 24, 2024 form https://www.livescience.com/planet-earth/microbiology/ancient-zombie-viruses-that-scientists-have-pulled-from-the-melting-permafrost

SSC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *