Merawat Budaya Bangsa & Mengubah Paradigma

Merangkul Keanekaragaman dan Mengubah Perspektif terhadap Masyarakat Madura

Menciptakan perubahan cara pandang terhadap suatu kelompok etnis tertentu memerlukan kesadaran diri, adanya kesediaan untuk belajar, dan memegang komitmen untuk menghapus prasangka yang telah tertanam dalam masyarakat sedari dulu. Salah satu kelompok etnis yang seringkali menjadi objek prasangka adalah orang Madura. Dalam artikel ini, sebagai seorang yang lahir dan besar di Madura, saya ingin mengajak kita semua untuk bersama-sama mengubah cara kita memandang masyarakat Madura. Kita perlu bersatu dalam upaya menghilangkan stereotip dan prasangka yang melekat, serta membangun hubungan yang lebih damai, harmonis, dan inklusif.

Sangat umum bagi masyarakat untuk mengaitkan orang Madura dengan berbagai stereotip negatif, seperti keras, agresif, atau terlibat dalam dunia kekerasan. Namun, penting untuk menyadari bahwa stereotip semacam itu hanyalah sebagian kecil dari gambaran yang sebenarnya dari keberagaman dan kompleksitas budaya orang Madura secara keseluruhan. Penting bagi kita untuk memahami bahwa setiap individu, termasuk mereka yang berasal dari Madura, memiliki latar belakang, pengalaman, dan keunikan yang berbeda-beda. Membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang ini adalah langkah awal yang penting dalam mengubah cara pandang kita terhadap masyarakat Madura secara keseluruhan.

Salah satu pengalaman yang sangat membekas yaitu saat memasuki lingkungan baru di kota tempat saya berkuliah, saya melihat seorang teman dekat saya yang memiliki logat Madura yang sangat kental sering kali diejek dan dipandang sebelah mata oleh orang lain. Logatnya yang khas sering kali dijadikan bahan olokan oleh teman-teman di sekitar kami. Mereka akan menirukan cara bicaranya dengan nada mengejek, seolah-olah logat tersebut adalah sesuatu yang memalukan. Padahal, bagi saya, logat tersebut adalah bagian dari identitas budaya yang kaya dan unik.

Teman saya merupakan orang yang sangat baik dan cerdas, namun sering kali dia harus bekerja lebih keras untuk membuktikan kemampuannya hanya karena prasangka yang melekat pada logat bicaranya karena umumnya, orang Madura memiliki stereotip sebagai orang yang pendidikannya terbelakang. Saya sebagai sesama orang yang berasal dari Madura sering kali merasa marah dan tidak adil melihat orang Madura diperlakukan berbeda dengan yang lainnya. Kejadian ini mengajarkan saya betapa pentingnya menghargai dan menerima perbedaan, serta tidak menilai seseorang berdasarkan stereotip yang dangkal dan tidak berdasar.

SSC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *