SELAMAT DATANG ALOHA NGANJUK

Jika Pantai Indah Kapuk (PIK) 1 menonjol karena dipenuhi perumahan elit bergengsi di Tangerang – Jakarta Utara, Aloha Pasir Putih (APP) di Pantai Indah Kosambi (PIK) 2 yang berlokasi di Tangerang  lebih dikenal dengan wisata pantainya. Penamaan Aloha (dari Bahasa Hawaii: ‘Alo’ artinya ‘tatap muka’ dan ‘Ha’ artinya ‘napas kehidupan’), ini tak lepas dari konsep yang diusung oleh pengembang PIK 2. Dulunya, daerah ini merupakan wilayah pesisir yang kurang dikenal. Transformasi menjadi destinasi wisata merupakan bukti kreativitas manusia yang tanpa batas. APP di PIK 2 yang telah resmi dibuka (8/8/23) oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, merupakan hamparan pasir putih yang begitu Panjang nan indah. APP di PIK 2 sangat kental dengan suasana Hawaii yang diusung Pengembang Sedayu Group.

Dengan investasi mencapai sekitar 70 miliar rupiah, APP di PIK 2 yang membentang sepanjang 4 km, menawarkan suasana pantai tropis nan eksotis. Hamparan Panjang pasir putih, deretan tenant kuliner lokal maupun brand luar, serta produk  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menambah daya tarik APP. APP PIK 2 merupakan wisata dengan tema pantai, yang dapat menginspirasi daerah lain. Nganjuk, yang secara geografis terletak di cerukan antara Gunung Lawu, Gunung Wilis dan Gunung Kelud di sebelah Tenggara, dengan dataran tinggi dan rendahnya sekaligus, pastilah dapat mengembangkan potensi wisata lokalnya. Nganjuk saat ini memiliki potensi wisata yang sangat besar yakni Bendungan Semantok, terpanjang se Asia. Jika selama ini air terjun Sedudo dan Roro Kuning yang begitu – begitu saja dari waktu – waktu, juga dengan medan yang sulit dijangkau, kini saatnya kita bergerak ke Nganjuk utara – barat. Dengan kreativitas dan dukungan  investasi yang tepat, Nganjuk akan menjadi Kabupaten dengan daya tarik wisata yang membuat orang datang. Sampai saatnya tiba, persiapan panjang dan rumit harus segera dilaksanakan. Salah satunya dengan mengundang investor lokal Nganjuk (semacam Gudang Garam dengan Bandara Dhoho Kediri), yang pasti akan menggerakkan roda perekonomian daerah. Namun, jika Masyarakat Nganjuk masih berkutat pada dugaan transaksionalisme politik, jangan heran jika nasib Bendungan Semantok nanti seperti bendungan Sutami yang pernah menjadi primadona wisata di awal tahun ‘70 an. Begitulah, kondisi wisata alam Malang Selatan yang saat ini tinggal menunggu good bye nya.

SSC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *