UNIVERSITAS PGRI MPU SINDOK: Ganti Baju Demi Apa?

Dengan mengemban visi Menjadi Universitas yang unggul dan mandiri di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, berjiwa entrepreneur, memiliki daya saing Regional, Nasional, dan Internasional pada tahun 2043, Universitas PGRI Mpu sindok (UPMS) memulai debut tergressnya sebagai sebuah lembaga yang secara pengelolaan akan mengalami beberapa perubahan mendasar sesuai dengan perubahan pada nomenklaturnya.

Berpedoman pada Surat Keputusan (SK) No. 624/F/O/2024, 19 September 2024 maka sejak tanggal tersebut, STKIP PGRI Nganjuk dan STIE Nganjuk bermerger menjadi Universitas PGRI Mpu Sindok (UPMS) Nganjuk. Dengan bekal SK tersebut, pada hari Senin 30 Desember 2024, Dr. Vera Septi Andrini membuka sejarah baru dengan dilantik dan dikukuhkannya beliau menjadi Rektor, dari jabatan sebelumnya yakni sebagai Ketua STKIP PGRI Nganjuk.

Menurut Drs. Sunaryo, MM, selaku Ketua YPLPT PGRI Nganjuk, penggabungan antara STKIP PGRI Nganjuk dan STIE PGRI Nganjuk salah satunya adalah untuk efisiensi management. Selain juga, semangat untuk “one city one university”. UPMS memiliki 12 program studi dari 5 fakultas yakni Fakultas Ilmu Pendidikan, Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum, dan Fakultas Teknik. Sebagai Informasi, Fakultas Ilmu Pendidikan yaitu program studi (Prodi) Bahasa Inggris, Matematika dan Pkn mendapatkan akreditasi dari LAMDIK (Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan) dengan predikat Baik Sekali (B). Sebagai catatan tambahan, terdapat beberapa perubahan dalam hal penyebutan predikat akreditasi. Ada predikat Unggul (A), Baik Sekali (B) dan Baik. Sedangkan, pola lama yakni A, B, dan C.  Dalam percakapan informal ringan dengan seorang mahasiswi UPMS, apa yang dirasa berbeda dengan adanya perubahan nomenklatur pada setiap aspeknya. Mahasiswa tersebut menyatakan semua masih sama. Justru dia melempar harapan semoga UPMS menjadi lebih baik kedepannya.

Akreditasi Program Studi
Seperti ungkapan yang pernah disampaikan oleh Buya Hamka: “Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja”, memang sebaiknya harus lebih hati-hati untuk mendirikan tiga fakultas tearkhir tersebut diatas untuk menghindari anggapan penggabungan hanya sekedar kejar tayang keburu siang, khususnya di fakultas – fakultas yang akreditasinya belum juga turun sedangkan mahasiswa sudah hendak lulus. Beberapa kasus di beberapa Universitas jebolan Sekolah Tinggi PGRI terkait dengan akreditasi fakultas dan prodinya yang tersendat hingga akhirnya mahasiswa lulus dengan ketidak jelasan aktreditasinya yang masih terengah – engah untuk digapai saat itu. Seperti di universitas di kediri yang dengan memiliki 21 program studi Diploma (D3), Sarjana (S1) ataupun pascasarjana (S2), namun ternyata terdapat 7 prodi yang akreditasinya kadaluwarsa.

SSC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *