Sebentar lagi, musim Penerimaan peserta didik baru 2025/ 2026 akan segera dimulai (PPDB). Pada saat hampir semua orangtua yang putra-putrinya memasuki masa sekolah (SD, SMP, SMA) sedang gelisah, terdapat beberapa orangtua yang dengan bangga dan lantang menyatakan bahwa anak nya sudah diterima di sekolah X di luar kota (umumnya: Kediri: SMAN 2 MAN 2, Surabaya atau Malang: MAN 2, SMAS Kolase, dll). Trik yang dilakukan beberapa sekolah swasta di kabupaten Nganjuk dengan mengiming-imingi anak – anak tersebut dengan berbagai fasilitas asalkan tetap bersekolah di SMA/ MA/SMK tersebut tebukti kurang efektif dalam meredakan nafsu orangtua yang ingin menyekolahkan anak – anaknya ke luar Kabupaten Nganjuk.
Tantangan
Bapak Edy Sukarno, MMPd. selaku Kepala Cabang Dinas pada tahun 2022 sempat membuat pernyataan yang memotivasi sekaligus kritik keras pada mutu Pendidikan khususnya di Kabupaten Nganjuk. Tantangan sekolah – sekolah besar di Kabupaten Nganjuk seperti SMAN 2 Nganjuk, adalah bagaimana membuat lulusan terbaik dari Tingkat SMP/ Madrasah Tsanawiyah memilih untuk tetap bersekolah di Kabupaten Nganjuk. Namun kenyataannya, dapat dilihat dengan kasat mata, lulusan terbaik dari SMP/ Madrasah di Kabupaten Nganjuk selalu memilih bersekolah di luar kabupaten Nganjuk.
Faktor Penyebab
Fenomena siswa di kabupaten Nganjuk bersekolah keluar kota sudah terjadi sejak lama. Kapan tepatnya, tak satupun yang mampu memastikan. Sejumlah alumni (umumnya dari keluarga yang mampu secara ekonomi sekaligus mampu secara akademik) SMPN 1 Nganjuk diantaranya, terbukti hengkang dan bersekolah diluar Kabupaten Nganjuk.
Terdapat beberapa faktor yang luput dari pengamatan stakeholder di Kabupaten Nganjuk. Yakni, kelebihan apakah yang ditawarkan oleh sekolah- sekolah di 3 kota (Kediri, Surabaya dan Malang) tersebut atau kekurangan apakah yg dimiliki sekolah di Kabupaten Nganjuk tapi mereka yang diluar memilikinya ?
