ANXIETY PADA REMAJA: KENALI DAN TANGANI!

Penyunting: Tim Editor The Nganjuk Post
Waktu baca: 4 menit

The Nganjuk Post. Sekali lagi, perisiwa tragis terulang. terjadi  hampir di setiap tahun. Minggu lalu, tepatnya kamis 1 mei 2025, seorang mahasiswi bunuh diri. Katanya dia mengalami  depresi. Mahasiswi dari perguruan tinggi negeri terkenal di kota Malang ini melompat dari lantai 4 gedung tempat dia berkuliah. Sungguh, hal ini menimbulkan kesadaran pada kita semua bahwa remaja memang rentan terhadap masalah kecemasan tanpa mereka tahu harus berbuat apa. Anxiety atau kecemasan ibarat alarm berlebihan dalam otak remaja yang membuat mereka super cemas tanpa alasan jelas. Bukan cuma grogi biasa, tapi sampai mengganggu sekolah, pergaulan, bahkan bikin hidup jadi berantakan!

Ciri-ciri Remaja Terkena Anxiety
Dia menjadi overthinking parah, mood swing, susah tidur atau malah kebanyakan tidur, sering bengong saat belajar, merasa pusing, mual, menjadi anti sosial, harus selalu hebat/ perfeksionis, nafsu makan naik-turun, dan juga nge-ghost teman-teman tanpa alasan.

Penyebab Anxiety
1. Faktor internal: genetik, ketidakseimbangan kimia dalam otak
2. Faktor psikologis: pengalaman traumatis, pikiran negatif
3. Faktor lingkungan: tekanan akademis, bullying/ perundungan, masalah keluarga

Cara Mencegah Anxiety
1. Meningkatkan pengetahuan: belajar teknik relaksasi, membicarakan kesehatan mental dengan sohib/ sahabat/ orang yang dekat secara emosional
2. Gaya hidup sehat: berolahraga, tidur cukup, makan seimbang
3. Keterampilan yang diperlukan: komunikasi efektif, latihan pernapasan

Tips untuk Semua
1. Bagi orang tua dan guru: menciptakan lingkungan yang nyaman, mendengarkan curhatan
2. Bagi remaja: mencari teman yang dapat dipercaya, mencoba meditasi, salat dan zikir diperbanyak bagi umat muslim), upgrade pengetahuan, belajar teknik keep calm saat stress,  peka dengan alarm tubuh sendiri. Gerak badan minimal setengah jam sehari, tidur cukup, kurangi begadang, makanan sehat, bukan cuma mie instan, skip kopi dan minuman bersoda berlebihan, bicaralah dengan seseorang yang dipercaya, latihan napas ala yoga, speak up,dan belajar mengatakan alhamdulilah atau syukuri apa yang dimiliki bukan yang BUKAN milikmu (henny, 2025), dan atau berganbundengankomunitas yang sama-sama lagi healing.

Intinya, jangan menunggu anxiety menjadi lebih parah. Jika sudah mengenali tanda-tandanya, segera ambil tindakan! Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat mengelola anxiety dan memiliki mental yang kuat. Keren, kan?

Sumber:
Rahmy, H. A., Muslimahayati. (2021) “Depresi dan Kecemasan Remaja Ditinjau dari Perspektif Kesehatan dan Islam ” Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi – Kampus II
Sulistyo, A., Ristanti, Suharyono, E., Djamil, F. D., & Sudanang, E. A. (2023). Presepsi Remaja Terhadap Gangguan Kecemasan Pada Fase Remaja Akhir Menuju Dewasa Awal. Jurnal Harmoni Nusa Bangsa,

SSC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *