GAGAL JANTUNG

Berdasarkan laman resmi World Health Organization (WHO), terdapat 17,9 juta orang yang meninggal setiap tahun di seluruh setiap tahunnya dikarenakan penyakit kardiovaskular yang menyerang bagian jantung. Kardiovaskular juga dapat menyebabkan penyakit gagal jantung.

Di Indonesia, berdasarkan survei Sample Registration System (SRS) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah stroke, dengan persentase 12,9%.

Definisi Penyakit Gagal Jantung

Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu memompakan darah dengan jumlah yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, atau kemampuan tersebut yang hanya dapat dicapai dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi, atau keduanya.

Definisi lain ialah sindroma kompleks sebagai akibat dari kelainan jantung secara fungsional maupun struktural yang mengganggu kemampuan jantung sebagai pompa untuk mendukung sirkulasi fisiologis. Sindroma dari gagal jantung dicirikan oleh gejala-gejala seperti mudah lelah dansesak nafas, dan tanda-tanda seperti retensi cairan.

Penyebab Penyakit Gagal Jantung

  1. Penyakit Arteri Koroner.
    Terjadinya penumpukan lemak pada pembuluh darah jantung (arteri coroner) dapat menyebabkan tersumbatnya aliran darah yang kaya oksigen menuju otot jantung.
  2. Infark Miokard
    Infark miokard, atau serangan jantung, adalah bentuk akut penyakit arteri koroner. Dimana terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen pada jaringan otot jantung. 
  3. Kardiomipati.
    Kardiomiopati adalah kondisi melemahnya otot jantung dikarenakan diinding ruang pada otot atrium atau ventrikel mengalami penebala,pelebaran ataupun kaku yang menyebabkan terganggunya pendistribusian darah dalam tubuh.
  4. Hipertensi.
    Hipertensi telah menjadi penyebab utama untuk penyakit jantung. Hipertensi menyebabkan penebalan dan penyempitan pada pembuluh darah sehingga menyebabkan gangguan pada suplai nutrisi dan oksigen ke jatung.
  5. Penyakit Katup Jantung.
    Adalah suatu kondisi Dimana katup jantung tidak dapat membuka dan menutup sesuai dengan fungsinya sehingga aliran darah di dalam jantung dan yang keluar dari jantung tidak lancar.

Tanda Gejala Penyakit Gagal Jantung

Gagal jantung kiri menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada mekanisme kontrol pernafasan. Sehingga pasien akan merasakan sesak, batuk, cemas serta mudah Lelah.

Gagal jantung kanan menyebabkan peningkatan vena sistemik. Sehingga akan muncul gejala seperti oedem perifer (pembengkakan di daerah pergelangan kaki), asites (penumpukan cairan di rongga perut), tidak mau makan(anoreksia), mual dll.

Pengobatan

Terapi yang dilakukan kepada pasien gagal jantung dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan harapan hidupnya. Pendekatannya dilakukan melalui tiga segi, yaitu mengobati penyakit penyebab gagal jantung, menghilangkan faktor-faktor yang bisa memperburuk gagal jantung, dan mengobati gagal jantung.

Terapi bagi penderita gagal jantung berupa terapi non-farmakologis dan terapi farmakologis. Tujuan dari adanya terapi yakni untuk meredakan gejala, memperlambat perburukan penyakit, dan memperbaiki harapan. Terapi non-farmakologi pada penderita gagal jantung berbentuk manajemen perawatan mandiri. Manajemen perawatan mandiri diartikan sebagai tindakan-tindakan yang bertujuan untuk menjaga stabilitas fisik, menghindari perilaku yang dapat memperburuk kondisi dan mendeteksi gejala awal perburukan gagal jantung. Manajemen perawatan diri berupa ketaatan berobat, pemantauan berat badan, pembatasan asupan cairan, pengurangan berat badan (stadium C), pemantauan asupan nutrisi, dan latihan fisik. Terapi non-farmakologis juga dapat dilakukan dengan restriksi garam, penurunan berat badan, diet rendah garam dan rendah kolesterol, tidak merokok, dan dengan melakukan olahraga.

Sedangkan terapi farmakologis bertujuan untuk mengatasi gejala akibat gagal jantung, contohnya kongesti dan mengurangi respon kompensasi. Salah satu mekanisme respon kompensasi digambarkan dengan model neurohormonal. Adanya aktivasi neurohormonal akibat norepinefrin, angiotensin II, aldosteron, vasopressin, serta beberapa jenis sitokin menimbulkan respon kompensasi yang memperburuk kondisi gagal jantung . Oleh sebab itu, pengobatan pada pasien gagal jantung biasanya memiliki mekanisme kerja yang berkaitan dengan aktivitas neurohormonal.

Referensi :

  1. Dhimas, Y. A. Klasifikasi Penyakit Gagal Jantung Kongestif Menggunakan Artificial Neural Network (Ann) Berdasarkan Ekstraksi Fitur Multifractal Detrended Fluctuation Analysis (Mfdfa) Pada Variabilitas Denyut Jantung, 2017.
  2. Kitai T, Xanthopoulos A. Contemporary Management of Acute Decompensated Heart Failure and Cardiogenic Shock. Heart Fail Clin; 2020.
  3. Siswanto, Bambang Budi dkk. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Jakarta: PERKI; 2015.
SSC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *