Keterbatasan sarana
Menurut survei Program for International Student Assessment (PISA), kemampuan membaca siswa Indonesia menduduki 11 peringkat terbawah dari 81 negara. Salah satu faktor utama rendahnya tingkat literasi Indonesia adalah kurang meratanya sarana prasarana pendukung literasi baca tulis, terutama di daerah pedesaan atau pelosok kabupaten.

SDN 1 Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang masih belum memiliki perpustakaan sehingga pihak sekolah menaruh buku-buku di gudang yang sering dalam keadaan tertutup sehingga para siswa kesulitan mengakses sumber bacaan. Selain itu, sekolah juga belum menjalankan program literasi. Budaya literasi di lingkungan sekolah pun perlu ditingkatkan. Para siswa terebut bahkan menempatkan membaca di nomor terakhir saat diminta mengurutkan lima kegiatan (bermain dengan teman, membaca, mengobrol, bermain HP, dan menonton TV) berdasarkan tingkat kesukaan saat waktu senggang. Membaca itu membosankan. Sebagan kecil saja yang tetarik membaca buku fiksi.” ujar Erlin.
