Mini Library: Dari UB untuk Jombok

Program Lentera  di Mini Library

Memahami hal ini, Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian pada Masyarakat (PPM) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Brawijaya (UB) yang diketuai Erlin Nuzul Nismara, dari program studi Akuntansi, dibantu tiga teman seangkatannya yakni: Priscilla Claudia Santoso, Pratista Jayanti Pratiwi, Dehan Yuska, dan seorang dari Angkatan ’22 (Sekar Pertiwi) serta dosen pembimbing Moh Erfan Arif, S.E., M.M. Mereka menginisiasi program pembangunan Mini Library dan sekolah literasi yang diberi nama “Lentera” (Learning Literacy Skills). Program Lentera memberikan bimbingan terkait baca puisi, menulis cerpen, mendongeng dan drama yang merupakan manifestasi hasil literasi. Mereka akan menyelenggarakan pengabdian kepada para murid SDN 1 Jombok selama dua bulan ke depan. Program ini didanai oleh Kemendikbudristek dan UB melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang PPM tahun 2024.

“Program Mini Library diharapkan dapat memberikan wadah bagi para siswa tersebut dalam mengakses sumber bacaan. Program ini didukung dengan pembuatan taman baca beserta kegiatan penggalangan donasi buku terutama pada buku fiksi, pembuatan pop-up book, board game, dan cardgame yang memuat tantangan literasi agar kegiatan literasi menyenangkan bagi para murid,” ungkap Erfan. Diharapkan, peningkatan literasi tak hanya di Kabupaten Malang, tetapi juga menginspirasi langkah serupa di seluruh Indonesia. Tim Lentera akan memberikan pelatihan di empat bidang hasil literasi baca tulis yakni cerpen, dongeng, puisi, dan drama. Pelatihan menerapkan metode pembelajaran kreatif melalui Teams Games Tournament agar siswa lebih tertarik untuk belajar dan berliterasi.. Sedangkan upaya untuk menyelaraskan program literasi dengan ketertarikan pada bidang fiksi yaitu melalui demonstrasi langsung dan lewat penghayatan narasi dengan mendongeng, berdrama, dan berpuisi, serta meningkatkan keterampilan menulis melalui bimbingan menyusun cerpen yang berdaya saing,” imbuh Prisca.

Sebenarnya kegiatan seperti ini sudah cukup banyak dilaksanakan di daerah terpelosok. Namun gaungnya kurang keras/ apalagi di Kabupaten Nganjuk.

Haloo, Nganjuk! Masih mengantuk kah?

SSC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *