Banten, 19 Oktober 2025 — Di tengah riuhnya ruang kompetisi yang dipenuhi pelajar berbakat dari seluruh Indonesia, nama Baitul Izzah kembali berkibar gagah. Dari ruang-ruang belajar di Nganjuk, para siswa dan guru SDIT serta SMP Islam Baitul Izzah menorehkan prestasi membanggakan di ajang Kompetisi Sains Nasional Remaja (KSNR) ke-7 dan Olimpiade Guru Sains (OGS) ke-5 tingkat nasional yang digelar di Tangerang, Banten.
Tahun ini, sebanyak 19 wakil terbaik dikirim: sembilan finalis dari SDIT, tujuh dari SMP, dan tiga guru peserta OGS. Mereka melangkah setelah menembus seleksi ketat dari puluhan ribu peserta di seluruh Indonesia — sebuah perjalanan panjang yang tak hanya menuntut kecerdasan, tetapi juga ketekunan dan keyakinan.

Perlu diketahui, KSNR berbeda dengan KSN (Kompetisi Sains Nasional) yang diselenggarakan oleh Puspresnas Kemendikbudristek. Namun, untuk bisa masuk ke final di kompetisi bergengsi ini, bukanlah hal yang mudah!
KSNR dan OGS adalah ajang bergengsi nasional yang diadakan oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM) — lembaga independen KPM dikenal karena konsep “Metode Seikhlasnya” dan “Matematika Nalaria Realistik”, yang menanamkan semangat berpikir logis dan belajar dengan hati, bukan semata karena angka.yang berdiri sejak tahun 2001 di bawah bimbingan R. Ridwan Hasan Saputra.
Dari ajang itu, lahirlah para juara muda Baitul Izzah.
Dari jenjang SMP, tiga nama mencuri perhatian:
- Haidar Dzaki Putra Mundachir (kelas 9) – Medali Emas
- Athaqila Calista (kelas 8) – Medali Perak
- Aldebaran (kelas 7) – Medali Perunggu
Dari SDIT, prestasi tak kalah bersinar melalui Rama Alfiandra Mahardika (kelas 2) yang membawa pulang Medali Perak.




