BERHAJI DENGAN HATI

Kita tercenung saat mendengar tentang pemalsuan dokumen visa haji dari 24 Warga Negara Indonesia (WNI) yang kemudian dua orang diantaranya sebagai pimpinan rombongan ditahan oleh Pemerintah Arab Saudi setelah dirazia di pos pemeriksaan menuju Mekkah pada Selasa (28/5/2024). Andai 24 WNI ini yang begitu ngoyo untuk naik haji dengan berbagai cara dan dalih, dan lalu benar-benar lolos dari pemeriksaan (kebetulan dari 241 ribu calon jamaah haji resmi dari Indonesia tahun 2024 ini yang ketahuan adalah 24 orang ini, bukan?) apakah ini bisa dikatakan bahwa ibadah haji mereka bisa diterimaNya? Bukankah segala sesuatu bergantung pada niatnya? Karenanya, dalam setiap ibadah yang hendak dikerjakan, niat menjadi salah satu syarat sah. Niatnya berhaji. Menunggu terlalu lama. Pengin menerobos antrian. Ada kesempatan ikut haji furodha. Tapi, mereka bukan kaum selebritis ataupun kaum yang punya uang. Ada tawaran menggunakan dokumen “lain”. Ya, pasti diterima lah. Wong, selak kebelet berhaji.

Ketercenungan yang berikutnya adalah betapa di era semua serba internet ini, bahkan bagi mereka yang berkesempatan berhajipun, mereka selalu ngonten, membuat video tentang proses berhajinya. Dokumentasi, tapi diunggah ke medsosnya. Dan, seolah tak mau ketinggalan menambahi ketercenungan kita, kita menyaksikan lewat siaran langsung dari berbagai stasiun televisi, bahwa sebagian dari sekitar 1.833.654 jamaah haji pada tahun 1445 H ini yang berdesak – desakan saat thowaf, terdapat sebagian dari mereka yang rela membayar untuk bisa mencium Batu Hajar Aswat.

Di lain sisi, di berbagai media sosial, sesuai dengan momentumnya, foto – foto mereka bersama dengan sapi dan kambing qurbannya (yang harganya menakjubkan) bertebaran. Caption nya: gak bermaksud riya’ lho ya. Semua tergantung pada niatnya. Niat itu hati. Yang tahu isi hati ini hanyalah diri sendiri dan Sang Illahi. Hati yang berhaji, hati yang berqurban. Apapun niatnya, hanya satu hal yang harus kita sadari, kita imani: Allah Maha Mengetahui.

SSC

One thought on “BERHAJI DENGAN HATI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *