Penyakit Stroke menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada tahun 2015 dan penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada tahun 2014. Sedangkan prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar (10,9%) atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang. (Kemenkes RI, 2018).
Definisi
Menurut Garrison (2003), Stroke merupakan penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal atau global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bahkan pelo, perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain.
Dampak Stroke
Gangguan sensoris dan motorik post/ pasca stroke mengakibatkan gangguan keseimbangan termasuk kelemahan otot, penurunan fleksibilitas jaringan lunak, serta gangguan kontrol motorik dan sensorik. Fungsi yang hilang akibat gangguan kontrol motorik pada pasien stroke mengakibatkan hilangnya koordinasi, hilangnya kemampuan keseimbangan tubuh dan postur (kemampuan untuk mempertahankan posisi tertentu)
Setelah serangan stroke, tonus otot yang normal menghilang. Tanpa latihan yang baik, pasien akan melakukan kompensasi gerakan dengan menggunakan bagian tubuhnya yang sehat sehingga seumur hidupnya pasien akan menggunakan bagian tubuh yang sehat dan membiarkan anggota tubuhnya yang sakit. Hemiparese pasca stroke diketahui merupakan salah satu penyebab pasien stroke mengalami kecacatan. Derajat kecacatan yang dialami oleh pasien stroke tergantung dari beratnya hemiparese yang dialami pasien. 30- 60% dari pasien yang mengalami hemiparese, akan mengalami kehilangan penuh pada fungsi tangan dalam waktu 6 bulan pasca stroke.
Intervensi medis
Salah satu intervensi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah hemiparese pada ekstremitas atas pasien stroke adalah dengan melakukan latihan ROM baik aktif maupun pasif. Latihan fisioterapi/ ROM bisa dilakukan dirumah. Juga, di instansi Kesehatan lainnya oleh tenaga medis. Program yang dilakukan untuk rehabilitasi adalah sebagai berikut :
- Latihan tugas dan aktivitas fungsional: penderita stroke mempraktikkan tugas dan aktivitas fungsional mereka sehari-hari misalnya: berjalan, bangun dari kursi, dan menaiki tangga.
- Latihan Kekuatan Otot: Rangkaian latihan kekuatan yang dilakukan misalnya bangkit dari kursi beberapa kali, atau mengambil dan meletakkan barang beberapa kali.
- Latihan Keseimbangan Tubuh: Latihan ini melibatkan aktivitas seperti menahan beban pada kaki yang terkena stroke, berjalan di atas treadmill, melangkah menaiki tangga, dan berjalan di atas permukaan yang berbeda.
- Stimulasi Listrik Fungsional: ini dilakukan dengan cara memberikan stimulasi listrik ke saraf dan otot yang lumpuh, membantu meningkatkan kemampuan dalam menggerakkan tubuh dan meningkatkan kontrol pada anggota tubuh yang terkena stroke.
- Latihan Menentukan Posisi: mengajarkan posisi aman dari duduk ke berdiri, cara menopang tubuh saat duduk atau berbaring dengan alat bantu, membantu mengurangi nyeri otot, kejang, kelambatan, atau kekakuan akibat stroke.
- Melakukan Terapi Memori: memainkan permainan yang mengasah otak seperti catur dan mencatat hal yang harus dilakukan setiap hari dapat meningkatkan tingkat konsentrasi dan perhatian pasien stroke.
Referensi :
Garrison, S. J (2003). Handbook of Physical Medicine and Rehabilitation. Edisi II. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.