“Bagaimana kualitas hidupmu saat ini?”
Pertanyaan yang susah juga untuk menjawabnya, bukan?
Word Health Organization (WHO) memaknainya sebagai persepsi seseorang mengenai posisi mereka dalam konteks budaya kehidupan dan sistem nilai dimana mereka tinggal dan kaitannya dengan tujuan, harapan, standar, dan keinginan mereka. Menurut Burroughs (1914 – 1997), kualitas hidup adalah kepuasan seseorang dalam menjalani kehidupannya, bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri meliputi kesehatan fisik, psikologis, lingkungan dan hubungan sosial. Pada tingkat individu, kualitas hidup berkaitan dengan kesehatan yag mencakup keadaan fisik, mental dan hal lain yang dapat mempengaruhinya, termasuk resiko, kondisi kesehatan, status fungsional, dukungan serta status sosial ekonomi. Sedangkan, kualitas hidup pada tingkat komunitas/masyarakat mencakup sumber daya, kondisi, kebijakan dan praktik pada tingkat komunitas yang mempengaruhi persepsi kesehatan dan status fungsional populasi.
Upaya Hidup Optimal
Jika terkait dengan kualitas hidup lebih baik tentu saja yang paling utama adalah kesehatan. Tingkat kesehatan yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup, dan sebaliknya. Namun, dengan perkembangan teknologi, realitas yang bergerak cepat, tuntutan yang tiada habisnya, kita cenderung beranggapan kesehatan sebagai kepentingan sekunder. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan yang baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.