Kurikulum 2013 (K13) dan Kurikulum Merdeka (kurmer) merupakan kurikulum yang diterapkan dalam sistem pendidikan kita beberapa tahun ke belakang. Sesuai namanya, K13 diperkenalkan pada tahun 2013 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan kurmer baru saja digaungkan sebagai alternatif pada tahun 2021. Keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam filosofi, struktur, fokus, metode, penilaian, dan peran guru.
Filosofi K13 didasarkan pada pandangan bahwa pendidikan harus mendorong peserta didik untuk memiliki daya nalar, kreativitas, keberanian, dan kompetensi yang tinggi. Berbeda dengan K13, kurmer lebih berorientasi pada kemandirian dan kebebasan peserta didik dalam mengembangkan potensi. Istilah merdeka dalam kurmer tidak diartikan merdeka semerdekanya melakukan kegiatan belajar sesuka hati, tetapi istilah merdeka mengacu pada tanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain. Ibarat kertas, peserta didik bukanlah kertas putih kosong, melainkan kertas putih dengan tulisan samar. Di situlah peran pendidik untuk menebalkan tulisan tersebut supaya peserta didik dapat tumbuh menjadi pribadi yang handal sesuai dengan versi merdeka mereka.
K13 memiliki struktur yang lebih terstruktur dan terencana, sedangkan kurmer lebih sederhana dan fleksibel. Kurmer mengedepankan kemandirian peserta didik dalam menentukan jalannya pembelajaran dengan kebebasan memilih mata pelajaran yang diminati. Kekhasan K13 dapat terlihat dari komponen kompetensi inti, kompetensi dasar, dan pembelajaran lintas mata pelajaran.
Kedua kurikulum ini memiliki fokus pembelajaran yang cukup berbeda. Pembelajaran pada K13 menekankan pada penguasaan kompetensi inti sesuai dengan struktur yang telah dirancang sesuai mata pelajaran. Selain itu, K13 juga menitikberatkan pada kemampuan literasi dan numerasi yang baik. Tak ketinggalan, penilaian karakter juga dijadikan kompas dalam perjalanan K13. Kurmer memang tidak sedetail K13 dalam hal ini karena kurmer lebih mengutamakan kebebasan peserta didik dalam mengeksplorasi minat dan bakat. Maka dari itu, peserta didik bebas memilih mata pelajaran yang diminati secara lebih spesifik. Hal tersebut bertujuan supaya pendidik dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan profil, minat, dan bakat mereka.
Metode pembelajaran pada K13 mengedepankan pembelajaran berbasis teori dan penerapan dalam situasi nyata seperti pembelajaran berbasis proyek dan diskusi kelompok, sedangkan kurmer mengutamakan eksplorasi secara nyata berupa eksperimen, pengalaman langsung, dan keterampilan untuk mengembangkan kemandirian dan kreativitas.
Selain itu, metode pembelajaran dalam kurmer sangat mempertimbangkan voice, choice, dan ownership. Pada komponen voice, pendidik perlu memperhatikan pendapat mengenai cara mempelajari materi dan tugas yang diinginkan oleh peserta didik. Lain halnya dengan choice yang menuntut pendidik untuk menghargai dan memfasilitasi pilihan peserta didik sehingga